Bentuk Interaksi Sosial, Jenis, dan Penjelasannya

Diposting pada

10 Bentuk Interaksi Sosial, Jenis, dan Penjelasannya – Manusia tercipta sebagai makhluk sosial yang notabenya tidak bisa hidup sendiri. Dalam perwujudannya, kita akan terus berinteraksi dengan orang lain sepanjang hayat. Berbagai bentuk interaksi sosial harusnya sudah diajarkan pada kita saat duduk di bangku sekolah. Materinya pun meliputi fungsi interaksi sosial, jenis jenis interaksi sosial, contohnya dan masih banyak lagi.

Apa saja bentuk bentuk interaksi sosial itu? Apa yang dimaksud interaksi sosial? Interaksi sosial adalah hubungan antara dua orang atau lebih dengan dua arah sehingga memperoleh timbal balik yang sama. Interaksi sosial ini pada dasarnya sering kita terapkan dalam kehidupan sehari hari. Maka dari itu kita pasti sudah tidak asing lagi dengan apa itu interaksi sosial.

Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Berserta Penjelasannya
Bentuk Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan bentuk hubungan atau komunikasi dengan orang lain. Interaksi antar manusia ini memiliki beberapa bentuk. Bentuk bentuk dari interaksi tersebut memiliki arti dan makna yang berbeda beda. Lantas apa saja bentuk atau jenis interaksi sosial itu? Kali ini saya akan membahas lebih jauh mengenai bentuk bentuk interaksi sosial beserta penjelasannya. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak dibawah ini.

10 Bentuk Interaksi Sosial, Jenis, dan Penjelasannya

Bentuk bentuk dari interaksi sosial dapat dibagi menjadi dua yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif. Kedua bentuk dari interaksi sosial tersebut tercipta akibat adanya sebuah interaksi dalam masyarakat. Perbedaan kedua jenis interaksi sosial ini dapat ditinjau pula dari contoh interaksi didalamnya.

Bentuk interaksi sosial asosiatif ialah bentuk interaksi yang bertujuan untuk mewujudkan persatuan sehingga interaksi sosial dapat berjalan dengan baik. Sedangkan interaksi sosial disosiatif ialah bentuk interaksi yang diwujudkan dengan cara perlawanan terhadap orang lain atau kelompok untuk mendapatkan tujuan tertentu. Kedua bentuk interaksi sosial tersebut masih dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Berikut penjelasan selengkapnya:

Baca juga : Letak Astronomis dan Letak Geografis Indonesia

Interaksi Sosial Asosiatif

Bentuk dari interaksi sosial yang pertama ialah asosiatif. Interaksi sosial asosiatif bersifat lebih positif. Dengan kata lain interaksi ini mendukung kelompok maupun seseorang untuk mendapatkan hasil yang sesuai keinginan. Proses interaksi sosial asosiatif dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis jenis interaksi sosial asosiatif beserta penjelasannya

Kerja Sama atau Cooperation

Bentuk interaksi sosial asosiatif yang pertama ialah kerja sama atau cooperation. Kerja sama ialah suatu usaha yang dilakukan oleh kelompok maupun antar individu untuk memperoleh tujuan dan kepentingn bersama. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dengan cara antar individu, antar kelompok maupun individu dengan kelompok.

Berdasarkan pendapat Charles H. Cooley, kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang tercipta apabila seseorang memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki kepentingan serupa. Dalam pemenuhan kepentingan tersebut harus diimbangi dengan pengendalian dan pengetahuan yang matang. Dapat disimpulkan bahwa kerja sama memiliki faktor penting berupa kesadaran akan kepentingan yang sama dan pengorganisasian yang baik.

Kerja sama akan menjadi lebih kuat apabila terdapat sebuah perilaku maupun bahaya dari luar berpotensi melukai kepatuhan dalam diri seseorang maupun kelompok. Contoh bentuk interaksi sosial kerjasama dapat timbul antar tentara dalam melawan musuh. Hal ini juga berlaku pada mereka yang memiliki pendapat berbeda namun satu tujuan yang sama. Sehingga mereka akan mengesampingkan perbedaan lalu mencapai tujuan bersama.

Dalam konteks kehidupan sehari hari kita bisa menjumpai contoh kerjasama dengan sangat muda. Bentuk interaksi sosial asosiatif ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:

  1. Bergaining adalah sebuah perjanjian yang diwujudkan dalam bentuk pertukaran jasa maupun barang antara dua organisasi atau lebih.
  2. Gotong royong adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan secara sukarela dalam melaksanakan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan orang lain secara langsung.
  3. Koalisi adalah gabungan antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang serupa. Dalam bentuk kerjasama ini terdapat ketidak stabilan karena masing masing organisasi memiliki struktur yang berbeda.
  4. Kooptasi adalah tata cara penerimaan nilai nilai baru dalam pelaksanaan negara maupun kepemimpinan. Tujuan dari kooptasi ialah untuk mencegah adanya konflik dalam sebuah organisasi negara.
  5. Joint Venture adalah jenis kerjasama yang dilakukan dalam sebuah perusahaan proyek misalnya usaha perhotelan ataupun pengeboran minyak.

Bentuk interaksi sosial kerja sama juga dapat dibagi lagi menurut konsep kerjanya. Berikut bentuk kerja sama berdasarkan bentuk kerjanya :

  1. Kerja sama spontan ialah bentuk interaksi sosial kerja sama secara langsung.
  2. Kerja sama langsung ialah bentuk kerja sama yang pelaksanaannya berdasarkan perintah atasan.
  3. Kerja sama kontak ialah bentuk kerja sama yang pelaksanaannya berdasarkan perintah tertentu.
  4. Kerja sama tradisional ialah bentuk kerja sama sebagai penunjang sistem sosial. 

Akomodasi atau Accomodation

Jenis interaksi sosial asosiatif selanjutnya ialah akomodasi atau accomodation. Akomodasi ialah sebuah adaptasi antar individu maupun kelompok yang saling bertentangan untuk menanggulangi ketegangan. Akomodasi menjaga keseimbangan antar nilai dan norma dalam mayarakat untuk mewujudkan interaksi sosial.

Baca juga : Pengertian Masyarakat Multikultural, Ciri Ciri dan Faktor Penyebab Masyarakat Multikultural

Biasanya bentuk interaksi sosial ini digunakan untuk mengatasi perselisihan, baik secara paksaan ataupun menghargai pribadi masing masing. Akomodasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis jenis akomodasi :

  1. Koersi ialah bentuk interaksi sosial yang terbentuk melalui jalur paksaan dari satu pihak ke pihak lain yang bersifat lemah. Koersi dilakukan dengan cara mendominasi kelompok kelompok yang lemah, misalnya sistem pemerintahan totaliter.
  2. Kompromi ialah jenis akomodasi dalam sebuah perselisihan untuk menanggulangi tuntutan agar masalah dapat terselesaikan. Faktor utama terjadinya kompromi ialah adanya pemahaman dan pengertian kedua belah pihak. Misalnya perjanjian antar negara yang sedang berperang.
  3. Arbitrase ialah bentuk akomodasi yang timbul antara dua pihak berselisih karena tidak dapat berkompromi. Dalam interaksi sosial ini terdapat pihak ketiga yang menengahi masalah yang terjadi. Pihak ketiga biasanya berasal dari badan berwenang. Misalnya penyelesaian antara buruh dengan pengusaha, kemudiaan diatasi dengan cara arbitrase atau melalui pihak ketiga.
  4. Mediasi ialah pihak ketiga yang menengahi suatu masalah atau bertugas sebagai juru damai. Perdamaian tersebut berdasarkan persetujuan pihak yang berselisih. Misalnya mediasi antara Indonesia dengan Kamboja agar dapat berdamai.
  5. Konsiliasi adalah bentuk interaksi sosial untuk mendapatkan sebuah perjanjian dengan cara menyatukan keinginan pada kedua pihak yang bertikai. Konsiliasi dapat diubah menjadi asimilasi karena memiliki sifat lunak. 
  6. Toleransi ialah bentuk akomodasi dengan cara persetujuan yang bersifat resmi. Dalam bentuk interaksi sosial ini perselisihan diatasi dengan cara perencanaan yang matang. 
  7. Stalemate ialah contoh interaksi sosial yang timbul antara kelompok satu dengan kelompok lain yang memiliki kekuatan sama namun mereka saling bertikai.

Asimilasi atau Assimilation

Bentuk interaksi sosial asosiatif selanjutnya ialah asimilasi. Asimilasi ialah usaha yang dlakukan untuk menyelesaikan perbedaan yang terjadi antar kelompok maupun antar individu dengan tujuan memperoleh kesepakatan, tujuan ataupun kepentingan bersama. Berdasarkan Koentjaraningrat, asimilasi akan tercipta apabila terdapat perbedaan kebudayaan antar kelompok. Setelah itu individu yang terdapat dalam kelompok tersebut saling berhubungan secara terus menerus, langsung dan dengan waktu yang lama.

Dalam asimilasi tersebut kelompok yang mengalami pebedaan akan terjadi perubahan serta penyesuaian budaya dalam dirinya. Pada bentuk interaksi sosial ini tercipta proses indentifikasi diri untuk memperoleh tujuan dan kepentingan kelompok. Asimilasi memiliki faktor pendorong dan penghambat terjadinya sebuah penyelesaian. Berikut faktor pendukung asimilasi :

  1. Sikap toleransi.
  2. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
  3. Sikap terbuka yang terdapat dalam penguasa.
  4. Adanya sikap menghargai kebudayaan dan orang asing.
  5. Terjadinya perkawinan amalgamasi atau campuran.
  6. Timbulnya persamaan kebudayaan.
  7. Terdapat musuh dari luar yang mengancam kepentingan bersama.

Selain faktor pendukung dalam bentuk interaksi sosial asimilasi. Adapula faktor penghambat terjadinya asimilasi seperti :

  1. Minimnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang masuk.
  2. Terkucilnya kehidupan kelompok tertentu dalam masyarakat.
  3. Adanya perasaan sombong antar kebudayaan.
  4. Timbulnya perasaan takut mengenai kekuatan yang ada dalam kebudayaan baru.
  5. Adanya perbedaan warna kulit.
  6. Adanya sikap in group feeling yang kuat.
  7. Terdapat perbedaan kepentingan sehingga timbul sebuah pertentangan.
  8. Adanya gangguan dari golongan minoritas kepada golongan penguasa. 

Akulturasi atau Aculturation

Bentuk interaksi sosial asosiatif selanjutnya ialah akulturasi atau aculturation. Akulturasi ialah usaha yang dilakukan untuk menerima dan memproses kebudayaan asing menjadi bagian kebudayaan kelompok yang dimiliki tanpa menghilangkan kebudayaan aslinya. Akulturasi dapat disebut pencampuran dua budaya dalam waktu yang cukup lama. Kebudayaan asing yang timbul kemudian diterima dan diolah namun kebudayaan aslinya tidak hilang.

Contoh bentuk interaksi sosial akulturasi di indonesia pun beragam dan mencakup berbagai ranah. Mulai dari style berpakaian, gaya bahasa, bahkan makanan pun masyarakat seolah telah mencampurkan trend luar negeri dengan budaya lokal.

Paternalisme

Jenis interaksi sosial asosiatif yang terakhir ialah paternalisme. Paternalisme ialah kegiatan menguasai kelompok anak negeri yang dilakukan oleh kelompok pendatang. Kelompok pendatang ini bahkan telah menguasai perekonomian anak negeri. Pendatang tersebut bersikap sebagai penanam modal maupun penguasa sedangkan pihak anak negeri dijadikan sebagai pekerja atau buruh.

Bentuk interaksi sosial ososiatif ini sama seperti jaman penjajahan Belanda untuk menguasai Indonesia. Penguasaan yang terjadi tidak hanya dalam bidang ekonomi saja, tetapi dalam bidang lain seperti permodalan, kesehatan, pendidikan, pertanahan dan lain lain. Dengan masalah seperti ini seharusnya terdapat penyelesaian yang cepat agar tidak ada salah paham antara pribumi dengan pendatang baru.

Baca juga : Ciri Ciri, Kelebihan dan Kelemahan Pemerintahan Presidensial

Bentuk interaksi sosial paternalisme sampai sekarang masih terjadi di berbagai belahan dunia. Misalnya konflik yang terjadi di timur tengah dimana koloni penjajah secara perlahan menguasai bahkan menggusur penduduk lokal. Demikian pula di Indonesia yang notabenya kini perlahan mengalami paternalisme di beberapa sektor khususnya pekerjaan.

Interaksi Sosial Disosiatif

Bentuk interaksi sosial juga dapat bersifat disosiatif. Bentuk interaksi tersebut memiliki arti oposisi yang berarti pertentangan antar individu ataupun antar kelompok untuk memperoleh tujuan tertentu. Interaksi sosial disosiatif dapat dibagi lagi menjadi beberapa bentuk yaitu:

Persaingan atau Competition

Jenis interaksi sosial disosiatif yang pertama ialah persaingan atau competition. Persaingan ialah kegiatan sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan kemenangan. Persaingan timbul karena adanya keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang terbatas ataupun ingin menjadi pusat perhatian dalam lingkup umum. Persaingan tercipta dengan berpedoman nilai dan norma dalam masyarakat. Bentuk interaksi sosial ini terjadi secara sportif karena minimnya kekerasan atau ancaman. Persaingan yang timbul dengan kekerasan, bahaya, dan merugikan orang lain dapat disebut perusuhan/persengketaan/persaingan tak sehat.

Persaingan berfungsi untuk menyampaikan nilai dan kepentingan mayarakat sehingga tidak timbul konflik, menyampaikan keinginan kelompok atau individu agar dipenuhi namun sulit sekali dipenuhi dalam waktu yang bersamaan, dan menyeleksi individu yang sesuai untuk mendapatkan peran serta kedudukan berdasarkan kemampuannya. Contoh persaingan meliputi persaingan dalam bidang ekonomi, dalam bidang kebudayaan maupun kedudukan.

Kontravensi

Bentuk interaksi sosial disosiatif selanjutnya ialah kontravensi. Kontravensi ialah penentangan yang dilakukan dengan cara sembunyi agar tidak timbul konflik terbuka. Kontravensi ini ditandai dengan keraguan, penolakan, penyangkalan maupun ketidakpastian yang tidak dapat diungkapkan secara terbuka. Kontravensi disebabkan oleh perbedaan pendirian antar kalangan masyarakat. Bentuk interaksi sosial disosiatif ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti :

  • Kontravensi taktis seperti memberi kejutan kelompok lawan yang terintimidasi dan terprovokasi.
  • Kontravensi umum misalnya protes, keengganan, gangguan, pengancaman, perlawanan dan penolakan terhadap pihak lawan.
  • Kontravensi intensif misalnya menyebarkan dan menghasut kabar yang tidak benar.
  • Kontravensi sederhana misalnya penyangkalan pernyataan seseorang yang dilakukan didepan umum.
  • Kontravensi rahasia misalnya berkhianat dan membocorkan rahasia orang lain. 

Pertikaian

Bentuk interaksi sosial disosiatif selanjutnya ialah pertikaian. Pertikaian ialah lanjutan dari kegiatan kontravensi. Pertikaian juga memiliki sifar terbuka. Timbulnya pertikaian diakibatkan oleh perbedaan tajam antar kelompok masyarakat. Perbedaan tersebut akan menimbulkan rasa benci dan amarah sehingga timbul sikap menghancurkan, menyerang, dan melukai orang lain. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pertikaian terjadi antar kelompok dengan jalan kekerasan dan ancaman.

Pertentangan

Jenis interaksi sosial disosiatif yang terakhir ialah pertentangan. Pertentangan ialah sebuah perjuangan yang dilakukan oleh kelompok atau individu agar tujuannya dapat tercapai. Pertentangan ini terjadi dengan cara ancaman maupun kekerasan. Biasanya pertentangan diakibatkan oleh perbedaan pendapat, kebudayaan, perasaan, perubahan sosial serta kepentingan. Pertentangan dapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu pertentangan rasial, pertentangan pribadi, pertentangan politik, pertentangan antar kelas sosial dan pertentangan internasional.

Demikianlah penjelasan mengenai bentuk bentuk interaksi sosial. Secara umum interaksi sosial dapat dibagi menjadi dua yaitu secara asosiatif dan disosiatif. Kedua bentuk tersebut masih dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih telah berkunjung di blog ini.

Baca Juga  Bagaimana Proses Kedatangan Bangsa Proto Melayu ke Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.