Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata dan Invertebrata (Avertebrata) Lengkap

Diposting pada

Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata dan Invertebrata (Avertebrata) Lengkap – Sebagai makhluk hidup hewan memiliki sistem pencernaan sama layaknya manusai. Tapi, masing-masing spesies memiliki mekanisme dan proses ekskresi yang berbeda. Proses metabolisme yang terjadi di semua jenis hewan akan menghasilkan zat sisa. Pengeluaran zat sisa metabolisme inilah yang dinamakan dengan sistem ekskresi. Namun zat sisa ini dapat dikeluarkan dengan bantuan alat yang juga dimiliki oleh manusia.

Apakah anda tahu sistem ekskresi vertebrata itu? Bagaimana sistem ekskresi Invertebrata? Tak semua siswa mampu menjawab saat diminta guru menjelaskan. Semua itu terjadi karena banyaknya spesies hewan yang harus kita hafalkan. Sehingga membuat kewalahan ketika mengerjakan soal.

Jenis Jenis Hewan Vertebrata dan Invertebrata
Jenis Jenis Hewan Vertebrata dan Invertebrata

Pada hewan vertebrata terdapat alat ekskresi yang berupa paru paru dan ginjal, kecuali kategori ikan. Ikan menggunakan insang untuk mengeluarkan uap air dan karbon dioksida. Untuk kategori hewan Invertebrata atau Avertebrata (hewan tak bertulang belakang) pada dasarnya memiliki alat ekskresi yang susunannya lebih sederhana daripada alat ekskresi hewan vertebrata. Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang sistem ekskresi hewan vertebrata dan sistem ekskresi hewan Invertebrata (Avertebrata) lengkap. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.

Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata dan Invertebrata (Avertebrata) Lengkap

IPA khususnya biologi menjadi mapel yang lumayan diminati oleh siswa. Selain berisi materi menarik kegiatan prakteknya pun seolah menjadi daya tarik tersendiri. Tak banyak teori kompleks yang harus kita hafalkan saat berurusan dengan mapel satu ini. Misalnya saja teori tentang proses daur metabolisme pada tubuh.

Setiap makhluk hidup mestinya memiliki siklus daur nutrisi. Bayangkan saja jika kita makan minum secara terus menerus tentu sisa makanan yang tidak dibutuhkan akan dibuang. Melalui sistem eksresi makhluk hidup inilah zat dan bahan sisa yang tidak dibutuhkan dibuang.

Baca juga : Cara Kerja Enzim, Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhinya

Pada materi ini saya akan menjelaskan dua jenis sistem ekskresi hewan berdasarkan kategorinya. Yakni pada hewan vertebrata atau bertulang belakang. Dan kedua adalah hewan invertebrata atau tidak bertulang belakang. Meski sebenarnya materi tersebut sudah tertulis di buku tapi tak ada salahnya apabila saya merangkumnya agar lebih mudah dipahami.

Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata

Hal pertama yang akan saya bahas ialah sistem ekskresi pada hewan vertebrata. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya bahwa alat ekskresi hewan vertebrata terdiri dari paru paru dan ginjal, kecuali ikan. Hewan vertebrata sendiri terdiri dari hewan aves, reptilia, amfibi dan pisces. Maka dari itu, kita akan coba membahasnya satu persatu sebagai bentuk pendalaman materi.

Sistem Ekskresi pada Aves

Alat ekskresi hewan aves (burung) terdiri dari paru paru dan ginjal. Burung memiliki dua ginjal yang warnanya coklat. Di dalam tubuh burung juga terdapat kloaka yang merupakan muara dari saluran ginjal, saluran pencernaan dan kelenjar kelamin. Di bagian tungging burung terdapat kelenjar minyak karena hewan aves tidak mempunyai kelenjar keringat. Kelenjar tersebut menghasilkan minyak yang berguna sebagai pelumas untuk membuat bulunya tetap licin.

Sistem Ekskresi pada Hewan Aves
Sistem Ekskresi pada Hewan Aves

Sistem ekskresi hewan Vertebrata seperti hewan aves (burung) ini menghasilkan zat sisa metabolisme yang berupa limbah nitrogen yang berbentuk asam urat. Pengeluaran asam urat berbentuk setengah padat atau semisolid pada kloaka bersamaan dengan pengeluaran kotoran. Warna putih pada kotoran burung merupakan hasil dari asam urat.

Selain itu burung juga memiliki paru paru yang kegunaannya sama seperti paru paru lain pada hewan vertebrata (hewan bertulang belakang). Paru paru pada proses pernapasan berguna untuk mengeluarkan hasil oksidasi seperti uap air dan karbon dioksida dari dalam tubuh burung.

Sistem Ekskresi pada Reptilia

Alat ekskresi hewan reptilia dapat berupa kulit, ginjal dan paru paru. Reptilia memiliki bentuk ginjal yang sesuai dengan bentuk tubuhnya. Contoh pada ular terdapat ginjal yang memanjang, pada kura kura terdapat ginjal yang melebar dan sebagainya. Buaya dan kura kura memiliki saluran ginjal yang cukup pendek. Tetapi buaya dan ular tidak memiliki kantong kemih, sedangkan kadal memiliki kantong kemih yang muaranya langsung di kloaka meskipun cukup tipis.

Sistem Ekskresi pada Reptil
Sistem Ekskresi pada Hewan Reptilia

Sistem ekskresi hewan Vertebrata seperti hewan reptilia ini menghasilkan zat sisa metabolisme yang berisi nitrogen. Namun nitrogen dapat diubah menjadi asam urat sebelum tubuh reptilia mengeluarkannya meskipun hidupnya di daerah kering. Pengeluaran asam urat melalui kloaka bersamaan dengan kotoran.

Sedangkan tubuh kembali menyerap airnya agar tubuh reptil tidak banyak kehilangan air. Reptilia memiliki kotoran yang warnanya coklat dengan bercak putih karena adanya asam urat. Selain itu beberapa jenis reptilia mempunyai kelenjar minyak seperti ular, kura kura dan buaya dibagian permukaan kulitnya agar dapat membuat musuh terusir karena mengeluarkan getah yang cukup bau.

Sistem Ekskresi pada Amfibi

Hewan Avertebrata selanjutnya akan saya bahas ialah jenis hewan amfibi. Amfibi ialah jenis hewan vertebrata yang dapat hidup di air dan di darat. Misalnya hewan katak. Alat ekskresi hewan amfibi seperti katak ini dapat berupa ginjal. Katak memiliki saluran ginjal yang muaranya berada di kloaka.

Ginjal memiliki kelenjar kelamin yang bersatu dengan salurannya pada katak jantan. Sedangkan kedua saluran pada katak betina terbentuk secara terpisah. Fungsi utama ginjal katak ialah untuk membuat air yang berlebihan dalam tubuh menjadi keluar. Kegunaan ginjal pada katak juga untuk mengatur kadar air yang ditampung oleh kandung kemih berbentuk fitrat.

Sistem Ekskresi pada Hewan Amfibi
Sistem Ekskresi Hewan Amfibi

Kantong kemih katak ketika berada di dalam air akan penuh dengan urine yang bentuknya encer. Sedangkan kantong kemih katak ketika berada di darat akan berisi air yang kembali diserap karena penguapan pada kulit sehingga sebagai ganti dari air yang hilang. Sistem ekskresi hewan vertebrata seperti katak ini juga dapat berupa kulit. Katak memiliki kulit yang menghasilkan lendir untuk membuat permukaan kulit tetap terjaga kelembapannya dan tetap basah. Jika kelembapan di permukaan kulit tetap terjaga maka proses pernapasan katak dalam menukar gas akan meningkat melalui kulit.

Baca juga : 4 Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Keringat Lengkap

Sistem ekskresi pada hewan vertebrata pada katak juga dapat berupa paru paru, selain kulit dan ginjal. Alat ekskresi pada katak ini memang dapat berupa paru paru yang bentuknya dua buah kantong dengan dinding tipis. Kegunaan paru paru tersebut ialah untuk mengeluarkan uap air dan karbon dioksida dari dalam tubuh.

Sistem Ekskresi pada Pisces

Sistem ekskresi hewan vertebrata yang akan saya jelaskan selanjutnya terjadi pada hewan pisces. Pisces pada dasarnya adalah hewan yang hidup di air misalnya saja ikan kerapu, ikan air tawar dan lain sebagainya. Meskipun terlihat tidak pernah mengeluarkan kotoran namun ikan juga memiliki sistem ekskresi tersendiri.

Organ ekskresi pada hewan pisces seperti ikan dapat berupa kulit, ginjal dan insang. Ginjal pada ikan berjumlah dua buah yang bentuknya memanjang. Saluran ginjal pada ikan mas bersatu dengan saluran kelenjar kelamin dengan lubang yang sama menuju muaranya di belakang anus yakni lubang urogenitalia. Insang merupakan alat ekskresi ikan yang berguna untuk mengeluarkan zat sisa oksidasi seperti uap air dan karbon dioksida dari tubuh ikan.

Sistem Ekskresi pada ikan
Sistem Ekskresi pada Hewan Pisces

Ikan sendiri mengeluarkan lendir dari kelenjar lendirnya untuk membuat kulit tetap licin, khususnya bagian sisiknya. Maka dari itu gerakan ikan dalam air akan lebih mudah karena kulitnya yang licin serta dapat terhindar dari para pemangsa.

Ringkasan Ekskresi pada Hewan Vertebrata

Berdasarkan penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa sistem ekskresi hewan vertebrata pada dasarnya hampir sama. Adapun beberapa alat ekskresi hewan vertebrata untuk setiap jenisnya yatu meliputi:

  1. Hewan mamalia memiliki organ ekskresi berupa kulit, ginjal dan paru paru.
  2. Hewan burung memiliki organ ekskresi berupa paru paru dan ginjal.
  3. Hewan reptilia memiliki organ ekskresi berupa paru paru dan ginjal.
  4. Hewan amfibi memiliki organ ekskresi berupa paru parru dan ginjal.
  5. Hewan ikan memiliki organ ekskresi berupa insang dan ginjal.

Sistem Ekskresi Hewan Invertebrata

Selanjutnya saya akan membahas tentang sistem ekskresi pada hewan invertebrata. Kita bisa mengartikan invertebrata sebagai hewan yang tidak memiliki susunan tulang belakang. Lazimnya, kelompok avertebrata merupakan kumpulan hewan kecil seperti cacing, protozoa, serangga, dan lain sebagainya.

Sistem Ekskresi pada Serangga

Sistem Ekskresi pada Belalang
Sistem Ekskresi pada Belalang

Belalang jadi hewan berkategori serangga yang paling mudah kita jumpai. Di daerah pedesaan belalang berkembang biak dengan mudah berkat lingkungan yang memungkinkan. Alat ekskresi pada serangga ini dapat berupa buluh Malpighi. Letak buluh Malpighi berada di dekat usus belakang dengan warna kekuning kuningan.

Buluh Malpighi berguna untuk menampung zat sisa metabolisme untuk dikeluarkan oleh usus belakang lambung. Kandungan zat sisa seperti nitrogen digunakan oleh belalang dan serangga lainnya untuk membuat kitin yakni bahan kerangka di bagian luarnya. Jika dalam senyawa kitin terdapat kalsium atau zat kapur maka akan membuatnya menjadi mengeras.

Sistem Ekskresi Hewan Cacing

Sistem ekskresi hewan Invertebrata dapat terjadi pada hewan cacing. Salah satunya ialah cacing tanah. Organ ekskresi pada cacing tanah dapat berupa nefridia. Di setiap ruas atau segmen tubuh memiliki metanefridu (sepasang nefridia halus), kecuali segmen terakhir dan tiga segmen depan yang pertama dalam tubuh.

Bagian nefridia terdapat ujung di bagian dalamnya yang membentuk corong bersilia dinamakan dengan netrostoma. Netrostoma memiliki bagian belakang yang terdiri dari saluran berliku liku dan didalamnya terdapat kandungan pembuluh kapiler yang banyak. Kemudian kantong kemih memiliki hubungan dengan nefridium bagian belakang yang muaranya berada di lubang nefridiofor.

Baca juga : Faktor Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine Pada Manusia

Sistem Ekskresi pada Cacing

Sistem ekskresi pada hewan invertebrata selanjutnya terjadi pada hewan cacing. Alat ekskresi pada cacing pita dan cacing pipih terdiri dari sel api di sel sel tubuh yang menyebar. Sel Api berfungsi untuk menampung zat sisa metabolisme yang terjadi di jaringan pada tubuh. Zat zat sisa tersebut digerakkan oleh rambut getar (silia) dalam sel api menuju saluran pengumpul. Kemudian melalui saluran yang muaranya dipermukaan tubuh terjadi pengeluaran zat zat sisa tadi.

Sistem Ekskresi pada Protozoa

Sistem ekskresi hewan Invertebrata selanjutnya terjadi pada hewan protozoa. Pengertian protozoa ialah hewan yang memiliki satu sel saja seperti Paramaecium dan Amoeba. Alat ekskresi pada kedua hewan ini tidak ada. Namun zat sisa metabolisme tersebut dapat dikeluarkan oleh kedua hewan ini. Dengan begitu tubuh tidak akan teracuni dan tidak akan terjadi penumpukan zat sisanya.

Sistem Ekskresi pada Protozoa
Sistem Ekskresi pada Protozoa

Pada protozoa, zat sisa metabolisme dikeluarkan melalui proses difusi melewati permukaan sel. Jika di dalam sel tubuh terdapat air yang berlebihan, maka air yang berlebihan tadi akan dipompa oleh vakuola kontraktil (rongga bedenyut) agar dapat keluar dari sel tersebut.

Sekian penjelasan mengenai sistem ekskresi hewan vertebrata dan Invertebrata (Avertebrata) lengkap. Sistem ekskresi hewan Invertebrata memiliki organ yang lebih sederhana dibandingkan organ pada hewan Vertebrata. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.

Baca Juga  Pengertian, Teori, Sifat Asam dan Basa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.