Peristiwa Rengasdengklok Latar Belakang, Tujuan Kronologis Lengkapnya

Diposting pada

Peristiwa Rengasdengklok Latar Belakang, Tujuan Kronologis Lengkapnya Peristiwa rengasdengklok merupakan salah satu peristiwa penting yang mewarnai sejarah Negara Republik Indonesia sampai akhirnya Indonesia menjadi negara yang merdeka seutuhnya. Peristiwa rengasdengklok sendiri singkatnya merupakan peristiwa dimana terjadinya penculikan terhadap Ir. Soekarno bersama Drs.Moh Hatta yang dilakukan oleh golongan muda pada satu hari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1945. Bagaimana kronologis peristiwa rengasdengklok itu?

Sebelum Indonesia merdeka tentunya pernah terjadi beberapa peristiwa penting. Peristiwa peristiwa ini menjadi bukti sejarah terbentuknya negara Indonesia yang merdeka. Salah satu peristiwa penting yang pernah terjadi di Indonesia yaitu peristiwa rengasdengklok. Rengasdengklok ialah peristiwa pertentangan antara golongan muda dengan golongan tua mengenai kapan tepatnya bangsa Indonesia akan merdeka.

Peristiwa Rengasdengklok Latar Belakang, Tujuan  Kronologis Lengkapnya
Terjadinya Rengasdengklok

Di kala itu Ir. Soekarno dan Moh. Hatta diculik oleh golongan muda lalu dibawa ke salah satu kota kecil di provinsi Jawa Barat tepatnya dikota Rengasdengklok. Oleh karena itu peristiwa ini dinamai dengan nama peristiwa rengasdengklok. Seperti yang sudah kita bahas diatas merupakan singkat cerita dari Peristiwa rengasdengklok. Selanjutnya kita akan bahas secara lebih lanjut mulai dari Latar belakang Peristiwa rengasdengklok, tujuan peristiwa rengsdengklok, serta Kronologi lengkap dari Peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok Latar Belakang, Tujuan Kronologis Lengkapnya

Dalam rangka menghadapi gerakan bangsa Jepang, negara-negara Barat yang terdiri dari Amerika Serikat, British/Inggris, Cina, Dutch/Belanda membentuk sebuah pasukan gabungan yang diberi nama dengan sebutan Front ABCD, dalam perkembangannya kedudukan Front ABCD berhasil didesak oleh pasukan Jepang. Pasukan Jepang terus melakukan upaya untuk mendesak dengan cara menghancurkan satu persatu pertahanan Front ABCD. Namun setelah semua desakan, pasukan Jepang berhenti memberikan desakan ini ketika pasukan Jepang harus menerima kekalahan dalam pertempuran di Laut Karang pada tanggal 7 Mei 1945 yang dimenangkan oleh Front ABCD.

Setelah kekalahan Jepang di pertempuran Laut Karang, posisi pasukan Jepang di Asia Pasifik semakin terdesak. Dalam setiap pertempuran-pertempuran melawan Front ABCD Jepang harus menerima kekalahan, ditambah lagi pasukan Amerika serikat melakukan serangan ke pusat industri-industri milik jepang, seperti kota Hirosima dan Nagasaki. Pasukan Amerika serikat melakukan serangan terhadap kota Hirosima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945 dengan cara menjatuhkan bom atom yang secara langsung menghancurkan kedua kota tersebut.

Setelah kekalahan besar pasukan Jepang serta hancurnya kota Hirosima dan Nagasaki membuat Jepang semakin tidak berdaya hingga akhirnya terpaksa menyerah tanpa syarat kepada pasukan sekutu. Menyerahnya pasukan Jepang tanpa syarat terhadap pasukan sekutu mengakibatkan terjadinya kekosongan kekuasan di wilayah Indonesia. Hal itu terjadi karena pasukan Sekutu yang ditugaskan untuk menerima kekuasaan atas wilayah Indonesia dari tangan Jepang belum juga tiba di Indonesia. Sementara Jepang sudah tidak menjalankan perannya lagi sebagai penguasa wilayah setelah melakukan penyerahan tanpa syarat kepada sekutu.

Pernyataan bahwa Jepang sudah menyerah tanpa syarat kepada pasukan Sekutu dan berakhirnya perang diumumkan pada tanggal 15 Agustus 1945. Berita tersebut diterima melalui siaran radio di Jakarta oleh para pemuda. Pemuda pemuda tersebut merupakan para pemuda Menteng Raya 31, seperti Chairul Saleh, Abubakar Lubis, dan Wikana.

Para pemuda sesegera mungkin menemui Bung Karno dan Bung Hatta di Pegangsaan Timur No.58 Jakarta. Para golongan pemuda meminta mereka untuk bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia lepas dari pengaruh Jepang. Tetapi, permintaan golongan pemuda tersebut ditolak oleh Bung Karno dan Bung Hatta dengan alasan bahwa pelaksanaan proklamasi perlu dibicarakan terlebih dahulu dalam rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945, para pemuda mengadakan rapat di ruang Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur yang dihadiri oleh Sukarni, Yusuf Kunto, Sodanco Singgih, dan Chairul Saleh. Pada rapat tersebut diputuskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak rakyat Indonesia sendiri, tidak dapat digantungkan kepada bangsa lain. Segala ikatan, hubungan, dan janji kemerdekaan harus diputus. Golongan muda juga menginginkan agar mereka diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi. Hasil rapat itu disampaikan oleh Darwis dan Wikana kepada golongan tua.

Soekarno dan Hatta sebagai perwakilan golongan tua menolak hasil rapat yang disampaikan oleh perwakilan golongan muda. Akibatnya, muncul suasana tegang dalam rapat. Golongan tua tetap bersikukuh untuk perlunya diadakan rapat PPKI. Kuatnya pendirian golongan tua untuk tidak memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI membuat golongan muda berpikir bahwa Soekarno-Hatta telah termakan pengaruh Jepang. Hal ini lah yang memicu terjadinya penculikan Soekarno-Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945. Keduanya dibawa dan disembunyikan di Rengasdengklok.

Tujuan Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok memiliki beberapa tujuan yaitu diantaranya:

  1. Mencegah terpengaruhnya Soekarno-Hatta terhadap pengaruh Jepang.
  2. Untuk mendesak kedua tokoh agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan Jepang.

Kronologi Peristiwa Rengasdengklok

Menjelang tanggal 16 Agustus 1945, pada waktu tengah malam para golongan muda melakukan rapat di asrama Baperpi ( Badan Permusyawaratan Pemuda Indonesia) di jalan Cikini No.7 Jakarta. Rapat tersebut menghasilkan keputusan untuk mengamankan Ir.Soekarno dan Drs.Muh Hatta keluar Jakarta.

Para pemuda memutuskan untuk mengamankan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok. Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat untuk mengamankan kedua tokoh tersebut dipertimbangkan menurut perhitungan militer. Rengasdengklok terletak 15 km dari jalan raya Jakarta-Cirebon.

Dari pertimbangan tersebut, setiap gerakan pasukan Jepang yang akan ke Rengasdengklok dari beberapa penjuru dengan cepat akan dapat diketahui dan dihadang dengan kekuatan militer yang cukup. Ir.Soekarno dijemput dirumahnya oleh Chairul Saleh dan Muwardi. Sedangkan Drs.Muh Hatta dijemput oleh Sukarni dan Yusuf Kunto. Rombongan berangkat ke Rengasdengklok dengan pengawal pasukan Peta di bawah pimpinan Sodaco Singgih. Hilangnya kedua tokoh tersebut ( Soekarno-Hatta) baru diketahui oleh golongan tua di Jakarta pada pukul 08.00.

Di Rengasdengklok terjadi pembicaraan pribadi antara Soekarno dan Sodanco Singgih. Isi pembicaraan tersebut Sodanco menyimpulkan bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan  Indonesia segera setelah kembali ke Jakarta. Setelah itu Sodanco Singgih bergegas memberitahu kesediaan Soekarno itu kepada para golongan muda lainnya di Jakarta. Sementara itu, Mr. Ahmad Subarjo dan Wikana sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilakukan di Jakarta karena Laksamana Maeda bersedia dan menjamin keselamatan selama mereka berada di rumahnya.

Sekian Pembahasan tentang Latar belakang, Tujuan, dan Kronologi peristiwa rengasdengklok. Rengasdengklok merupakan peristiwa bersejarah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih telah berkunjung di blog ini.

Baca Juga  Penggagas Organisasi Budi Utomo Adalah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.