Pengertian Proses Sosial Asosiatif dan Disosiatif Beserta Bentuk-Bentuknya

Diposting pada

Pengertian Proses Sosial Asosiatif dan Disosiatif Beserta Bentuk-Bentuknya – Dalam ilmu sosiologi kita mengenal istilah yang disebut asosiatif dan disosiatif. Sebagai manusia tentunya kita akan saling membutuhkan satu sama lain. Hal tersebut merupakan sifat alami kita sebagai makhluk sosial. Namun dalam berinteraksi di lingkup masyarakat tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Bagi sebagian orang, bukanlah perkara yang mudah karena akan mengarahkan kita kepada bentuk positif maupun negatif.

Pengertian Proses Sosial Asosiatif dan Disosiatif
bentuk asosiatif dan disosiatif

Dalam berinteraksi dengan orang lain tentu kita akan berusaha meninggalkan kesan sebaik mungkin agar orang tersebut nyaman terhadap kita. Namun ada juga orang yang bersosial dengan tujuan buruk seperti menimbulkan konflik, kontravensi ataupun memulai kompetisi. Inilah yang akhirnya dinamakan sebagai bentuk asosiatif dan bentuk disosiatif dalam proses sosial masyarakat.

Mempelajari materi asosiatif dan disosiatif sangatlah penting untuk generasi muda. Dengan demikian kita akan lebih peka dan bisa menentukan lingkup pergaulan yang nantinya kita pilih di kemudian hari. Materi proses sosial diatas pun sebenarnya sudah dibahas di berbagai media. Namun tidak ada salahnya jika kita mempelajari proses sosial bentuk asosiatif serta bentuk disosiatif tersebut lebih mendalam.

Pengertian Proses Sosial Asosiatif dan Disosiatif Beserta Bentuk-Bentuknya

Pelajaran sosiologi memang dikenal memiliki cakupan materi yang luas. Tidak heran kalau banyak siswa yang pontang panting ketika mengerjakan tugas seperti membuat makalah, laporan, dan lain sebagainya. Apakah kalian sedang mencari materi asosiatif disosisatif dalam ilmu sosiologi? jika iya maka anda datang ke situs yang tepat.

Apa pengertian proses sosial asosiatif itu? Apa pengertian proses sosial disosiatif itu? Apa saja bentuk bentuk asosiatif? Apa saja bentuk bentuk disosiatif? Pertanyaan pertanyaan seperti ini sering kita dengar dari para siswa. Meskipun secara umum guru telah mengajarkan materi tersebut di beberapa kesempatan.

Proses sosial dapat kita bedakan menjadi dua bentuk, yaitu hubungan sosial asosiatif dan disosiatif. Kedua bentuk hubungan sosial tersebut merupakan materi pelajaran sosiologi yang akan kita bahas secara lengkap pada pembahasan kali ini. Materi sosiologi yang satu ini akan kita mulai dengan mengenal terlebih dahulu pengertian dari hubungan asosiatif dan disosiatif, untuk itu kalian bisa simak langsung yang di bawah ini.

Pengertian Proses Sosial Asosiatif

Proses Asosiatif atau hubungan asosiatif adalah sebuah ikatan postif yang terjadi dalam masyarakat. Proses ini bersifat membangun, mempererat dan memperkuat hubungan solidaritas yang terjalin dalam kelompok masyarakat untuk menjadi satu kesatuan yang lebih erat.

Baca juga:Teks Prosedur Kompleks (Pengertian, Tujuan, Struktur, Kaidah Kebahasaan, Dan Contoh Teks Prosedur)

Banyak sekali contoh asosiatif yang bisa kita lihat dalam konteks kehidupan nyata. Misalnya saja menghadiri gotongroyong, meskipun terkesan sederhana namun kegiatan tersebut dapat memperkuat hubungan antar warga. Itulah mengapa banyak orang menyukai proses asosiatif yang terjadi.

Bentuk Asosiatif Sebagai Proses Sosial

Dalam buku pelajaran sosiologi para pakar sepakat membagi proses asosiatif menjadi beberapa bentuk. Tanpa kita sadari, bentuk bentuk dari proses sosial asosiatif tersebut telah menjamur dan melekat di kehidupan sehari hari kita. Nah seperti apa contoh serta bentuknya? silahakan simak di bawah ini:

Kerja Sama

Kerja sama adalah suatu kegiatan yang dilakukan paling sedikit oleh dua individu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kerja sama individu dengan individu lain akan saling mendukung serta membantu dan membangun sinergi  dalam mencapai tujuan bersama tersebut. Kerja sama sendiri memiliki beberapa bentuk sebagai berikut.

Kerukunan

Bentuk asosiatif selanjutnya ialah kerukunan. Kerukunan adalah salah satu bentuk kerja sama yang paling sederhana serta paling mudah untuk kita wujudkan dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh asosiatif dalam hal kerukunan antara lain gotong royong untuk membangun masjid, jembatan, membantu korban bencana alam, dan sebagainya.

Kooptasi

Bentuk proses asosiatif selanjutnya ialah kooptasi. Kooptasi merupakan hubungan asosiatif berupa penerimaan unsur-unsur baru dalam sebuah kepemimpinan atau sebuah pelaksanaan politik suatu organisasi kelompok masyarakat guna mencegah terjadinya guncangan ataupun perpecahan dalam organisasi tersebut.

Bargaining

Bargaining merupakan suatu bentuk kerjasama yang dihasilkan dari tindakan tawar menawar yang terjadi pada dua individu atau lebih untuk mencapai kesepakatan bersama. Contoh bergaining sendiri biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti kegiatan tawar menawar yang terjadi antara penjual dan pembeli utnuk mencapai kesepakatan bersama.

Koalisi (coalition)

Bentuk asosiatif selanjutnya ialah koalisi. Koalisi yaitu kerjasama yang berbetuk perpaduan antara dua kubu berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Contohnya koalisi antara dua partai politik untuk memenangkan tokoh yang dicalonkan dalam pemilihan kepala daerah. Namun biasanya ketika tidak menemukan kecocokan dalam koalisi akan mengarah pada hubungan disosiatif pada akhirnya.

Join venture

Bentuk proses asosiatif selanjutnya ialah join venture. JV merupakan kerjasama antara beberapa pihak dalam waktu tertentu untuk menyelengggarakan usaha bersama. Biasanya kerja sama berakhir ketika tujuan bersama telah tercapai atau selesai. Contoh kerja sama antara dua perusahaan untuk mengembang suatu proyek.

Akulturasi

Akulturasi adalah bentuk asosiatif berupa proses penerimaan kebudayaan-kebudayaan lain ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan kepribadian asli ataupun ciri khas dari kebuyaan sendiri.

Akomodasi

Akomodasi bersifat seperti keadaan, lebih tepatnya bersinggungan tentang bentuk keseimbangan yang berkaitan dengan norma sosial dan nilai sosial dalam interaksi antar individu atau kelompok. Sebagai proses akomodasi dapat diartikan sebagi bentuk atau tindakan untuk meredakan suatu konflik atau permasalahan yang terjadi baik antar individu atau kelompok sehingga terwujud suatu kestabilan. Akomodasi adalah satu satunya contoh asosiatif yang paling kompleks karena memiliki beberapa kategori, diantaranya adalah:

  • Koersi (coersion), merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dilakukan dengan cara kekerasan atau paksaan baik secara fisik (langsung) maupun secara psikis ( tidak langsung). Contoh Koersi : ayah memukul adik ketika adik ketahuan mencuri uang di dompet ayah.
  • Kompromi (compromize), dalam akomodasi ini pihak-pihak yang memiliki konflik saling mengurangi tuntutan masing-masing agar permasalahan cepat teratasi. Contoh Kompromi : perjanjian yang dibuat pemerintah terhadap kelompok Gerakan Aceh Merdeka demi menjaga kestabilitasan keamanan di Aceh.
  • Arbitrasi (arbitration) adalah hubungan asosiatif berupa penyelesaian masalah antara dua pihak dengan bantuan pihak ketiga. Pihak ketiga disini ditunjuk serta memiliki kedudukan yang lebih tinggi artinya kedua belah pihak harus menerima keputusan dari pihak ketiga  untuk menentukan pemecahan masalah. Contoh Arbitrasi : penyelesaian pertikaian yang terjadi antara golongan buruh dengan pemiliki perusahaan oleh Dinas tenaga kerja sebagai pihak ketiganya.
  • Mediasi (mediation), yaitu penyelesaian masalah antara dua belah pihak yang dibantu pihak ketiga sebagai penengah. Pihak ketiga disini berposisi netral, artinya tidak memihak satu pihak pun dalam penyelesaian masalah tersebut.  Contoh Mediasi : pemerintah Indonesia dibantu oleh pemerintah Firlandia dalam penyelesaian konflik dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
  • Konsiliasi (conciliation) adalah contoh hubungan asosiatif dengan bentuk upaya penyelesaian masalah dengan mempertemukan keinginan dari kedua belah pihak yang berkonflik untuk mencapai tujuan bersama melalui lembaga-lembaga. Contoh Konsiliasi : konsultasi masalah tarif angkutan umum antara supir angkutan umum dingan dinas perhubungan. Toleransi, upaya akomodasi yang dilandasi kesadaran untuk saling menghormati antar individu atau kelompok yang bertikai sehingga masalah dapat dicegah sebelum terjadi. Contoh Toleransi : toleransi antar perbedaan kepercayaan agama yang terjadi di Indonesia.
  • Ajudikasi (adjudication), merupakan bentuk akomadasi yang dilakuakn melalui pengadilan (meja hijau). Contoh Ajudikasi : Penyelesaian kasus sengketa tanah lewat meja hijau atau pengadilan. Stalemate, permasalahan yang terjadi pada konflik berhenti pada tingkatan tertentu ketika pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat maju ataupun mundur (seimbang). Contoh Stalemate : pertikaian antara Amerika Serikat dengan Iran berhenti akibat isu nuklir.

Asimilasi

Asimilasi yaitu peleburan dua unsur kebudayaan atau lebih menjadi satu kebudayaan milik bersama. Asimilasi mengarah pada hilangnya perbedaan dan ini bisa menjadi bentuk asosiatif yang baik dalam konteks bernegara.

Amalgamasi

Amalgamasi adalah peleburan dua kelompok budaya atau lebih menjadi satu kelompok budaya baru.

Pengertian Hubungan Disosiatif

Setelah kita mempelajari berbagai bentuk hubungan asosiatif dan pengertian proses sosial asoiatif diatas, tibalah saatnya menuju ke disosiatif. Nah, sebenarnya apa pengertian disosiatif dalam ilmu sosiologi? Proses disosiatif mengerucut pada hubungan yang dapat mengakibatkan perpecahan dalam kelompok masyarakat (bersifat negatif).

Banyak sekali orang yang menghindari hubungan disosiatif di masyarakat karena dirasa tidak menguntungkan. Namun tidak selamanya proses disosiatif diartikan buruk karena ada kalanya kita juga memerlukannya. Misalnya saja kita menemukan sebuah kompetisi antar penjual di pasar, apakah itu hal yang buruk? tentu saja tidak. Hubungan disosiatif yang terjadi di pasar tersebut adalah hal yang normal sebagai proses sosial masyarakat.

Bentuk Hubungan Disosiatif

Asosiatif memang tidak bisa dilepaskan dari disosiatif karena keduanya adalah satu kesatuan. Tanpa adanya hubungan asosiatif kita tidak akan mengenal proses disosiatif. Nah, Untuk membantu kalian membedakan mana hubungan disosiatif yang baik dan buruk maka silahkan simak beberapa contoh di bawah ini.

Persaingan atau kompetisi

Bentuk diosiatif yang pertama ialah kompetisi atau persaingan. Kompetisi adalah contoh disosiatif umum yang bisa bersifat membangun. Maksudnya adalah kompetisi bisa dijadikan ajang proses sosial yang dilakukan individu untuk mencapai kemenangan secara kompetitif serta menghindari benturan fisik. Contoh Persaingan tersebut yaitu persaingan antara Andi dan Tono untuk menjadi Rangking 1 di kelas.

Pertentangan / Perselisihan / Konflik

Bentuk hubungan disosiatif selanjutnya ialah pertentangan. Ketiga hal diatas adalah bentuk disosiatif buruk yang sering terjadi di masyarkat. Ketiganya bisa diartikan sebagai proses sosial dimana individu atau kelompok melakukan ancaman atau benturan fisik berupa kekerasan untuk mencapai tujuannya. Contoh Pertentangan / Perselisihan / Konflik tersebut yaitu peristiwa Rengasdengklok merupakan pertentangan golongan muda dengan golongan tua tentang waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Kontravensi

Bentuk disosiatif selnjutnya ialah kontravensi. Kontravensi adalah usaha untuk menghalangi atau menggagalkan tercapainya tujuan dari individu lain dengan cara memfitnah, provokasi, atau melakukan intimidasi. Contoh kontravensi tersebut yaitu usaha menjatuhkan nama baik salah satu capres agar masyarakat enggan memilihnya.

Mempelajari proses sosial dan bermasyarakat memang sangatlah penting. Dengan adanya materi asosiatif dan disosiatif diatas diharapkan mampu dijadikan sebagia tolak ukur dalam bergaul. Semoga dengan adanya contoh asosiatif dan bentuk hubungan disisatif diatas bisa membantu anda dalam memahami materi sosiologi yang luas.

Baca Juga  Kelompok Sosial (Pengertian, Ciri, Fungsi, dan Jenisnya)

1 komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.