Sumber Sejarah Samudera Pasai, Raja dan Peninggalannya

Diposting pada

Sumber Sejarah Samudera Pasai, Raja dan Peninggalannya – Apa sumber sejarah kerajaan Samudera Pasai itu? Siapa saja raja Samudera Pasai? Apa saja peninggalan Samudera Pasai? Kesultanan Samudera Pasai pada dasarnya merupakan salah satu kerajaan di Pulau Sumatera yang pernah berdiri sebagai kerajaan Islam. Sejarah berdirinya Samudera Pasai tersebut dapat dibuktikan kebenarannya dengan memerlukan bukti atau sumber sejarah tentang fakta fakta di dalamnya. Kerajaan Samudera Pasai memiliki sumber sejarah yang berbentuk benda peninggalan maupun tertulis.

Dalam materi kerajaan Samudera Pasai memang telah dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang mencakup di dalamnya seperti sumber sejarah Samudera Pasai, raja raja Samudera Pasai, dan peninggalan Samudera Pasai. Letak kerajaan Samudera Pasai secara geografis ada di pesisir pantai Sumatera sebelah utara. Kerajaan ini didirikan pada tahun 1267 oleh Sultan Malik As Saleh. Berdirinya kerajaan ini memang memunculkan fakta menarik sesuai dengan bukti yang tersedia.

Sumber Sejarah Samudera Pasai, Raja dan Peninggalannya
Sumber Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Seperti yang telah kita ketahui bahwa ketika dibangku sekolah tentunya telah mempelajari sejarah kerajaan samudera pasai. Lokasi kerajaan Samudera Pasai ada di pantai Aceh bagian utara, terutama di Sungai pasangan atau di muara Pasai. Nah pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang sumber sejarah Samudera Pasai, raja raja Samudera Pasai dan peninggalan Samudera Pasai. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.

Sumber Sejarah Samudera Pasai, Raja dan Peninggalannya

Seperti yang kita tahu bahwa di Indonesia paling sedikit terdapat 112 kerajaan dan kesultanan yang eksis mewarnai negara ini, mulai dari sebelum hingga sesudah terbentuknya Republik Indonesia. Hal ini diketahui berdasarkan berbagai sumber yang ada. Misalnya saja kerajaan Samudera Pasai ini.

Sedikit membahas mengenai kerajaan Samudera Pasai yang letaknya tidak terlalu jauh dengan laut. Untuk itulah kerajaan ini dapat disebut dengan Samudera Pasai. Sebelumnya kedua kota tersebut lebih terkenal sebagai kota beragama Islam yang dianut oleh masyarakat di dalamnya. Kemudian kota Samudera dan Pasai disatukan oleh Marah Siluyang atau Merah Selu. Setelah bertemu dengan seorang utusan Syarif Mekah bernama syekh Ismail hingga pada akhirnya beliau memeluk agama Islam.

Merah Selu yang menyatukan Samudera Pasai ini kemudian menjadi raja atau sultan yang bergelar Sultan Malik al Saleh. Di bawah ini terdapat penjelasan lengkap mengenai sumber sejarah Samudera Pasai, raja raja Samudera Pasai dan peninggalan Samudera Pasai. Berikut penjelasan selengkapnya:

Baca juga : Sejarah Kerajaan Malaka, Raja, Masa Kejayaan dan Masa Keruntuhan

Sumber Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai pada dasarnya memiliki beberapa sumber sejarah di dalamnya. Sumber sejarah yang dimaksud disini dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu diantaranya:

Hikayat Raja Raja Pasai

Pengertian hikayat ialah karya tertulis yang berisi bahasa Melayu. Hikayat berisi cerita kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan pertama Aceh Nusantara yang bercorak agama Islam. Dalam hikayat tersebut juga dijelaskan bahwa kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Marah Silu atau Sultan Malik As Saleh. Isi hikayat sebagian besar mengandung legenda dan mitos secara penuh, namun kebenaran tentang kerajaan Samudera Pasai ini berhasil diungkap dengan hikayat ini.

Kitab Rihlah ila I-Masyriq

Sumber sejarah Samudera Pasai selanjutnya ialah Kitab Rihlah ila I-Masyriq. Kitab ini merupakan hasil karya dari Abu Abdullah Ibnu Batutah. Abu Abdullah Ibnu Batutah merupakan musafir Maroko yang pada tahun 1345 melakukan pengembaraan ke arah timur sampai ke Samudera Pasai untuk sekedar singgah. Di kala itu Samudera Pasai masih dipimpin oleh Sultan Al-Malik Azh-Zhahir II. 

Pada abad pertengahan, Ibnu Batutah memang pernah melakukan perjalanan hingga ke pelosok dunia. Bahkan Ibnu Batutah juga berpendapat bahwa pusat studi Islam tersebut ialah Samudera Pasai. Ibnu Batutah yang sampai di kerajaan Samudera Pasai kemudian dijemput oleh Bohuz sebagai laksamana muda dikerajaan tersebut. Ia diundang ke dalam istana untuk singgah hingga akhirnya menuju ke China untuk melanjutkan perjalanan.

Kronik China

Sumber sejarah kerajaan Samudera Pasai selanjutnya ialah kronik China. Samudera Pasai menurut Kronik China dapat disebut juga dengan Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Dalam sumber sejarah ini dijelaskan bahwa sekitar tahun 200an armada kapal Cheng Ho secara berturut turut mengunjungi kerajaan Samudera Pasai yaitu di tahun 1405, tahun 1408 dan tahun 1412. Menurut catatannya untuk sampai ke Samudera Pasai harus menempuh jarak selama 3 hari  3 malam. Cheng Ho pada kunjungan itu memberi Kaisar China berupa hadiah yang berbentuk Lonceng Cakra Donya.

Setelah itu Ha-li-zhi-han sebagai saudara Sultan Pasai diutus untuk melakukan perjalanan pada tahun 1434, tetapi sesampainya di Beijing membuat Ha-li-zhi-han wafat. Berita ini disampaikan oleh Wang Hinhong sebagai utusan Kaisar Xuande (Dinasti Ming) agar sampai di Samudera Pasai.

Lonceng Cakra Donya

Sumber sejarah Samudera Pasai selanjutnya ialah lonceng cakra donya. Sampai sekarang keberadaan lonceng yang diberikan oleh kaisar china tersebut masih ada dan dijadikan sumber sejarah atau bukti adanya kerajaan Samudera Pasai ini. Bentuk dari lonceng ini dapat berupa Stupa dengan lebar 75 cm dan tinggi 125 cm. Lonceng tersebut memiliki bagian luar yang dihiasi dengan gabungan aksara Arab dengan China.

Baca juga : Pendiri Kerajaan Sriwijaya Beserta Biografinya Lengkap

Naskah Surat Sultan Zainal Abidin

Sumber sejarah kerajaan Samudera Pasai selanjutnya ialah Naskah Surat Sultan Zainal Abidin. Surat tersebut ada pada tahun 1518 Masehi untuk ditujukan kepada Kapitan Moran.

Stempel Kerajaan Samudra Pasai

Stempel tersebut ditemukan oleh Tim peneliti dari sejarah kerajaan Islam yang pernah ada. Stempel tersebut merupakan milik dari Sultan Muhammad Malikul Zhair. Akan tetapi gagang stempel tersebut telah rusak ketika ditemukan di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudra, Kab. Aceh Utara.

Makam Sultan Maslik Al Shaleh

Sumber sejarah Samudera Pasai selanjutnya ialah Makam Sultan Maslik Al Shaleh. Letak makam tersebut kurang lebih 17 km di bagian kota Lhokseumawe sebelah timur atau lebih tepatnya ada di Desa Beuringin, Kecamatan Samudra. 

Makam Sultan Muhammad Malik Al Zahir

Sumber sejarah kerajaan Samudera Pasai selanjutnya ialah Makam Sultan Muhammad Malik Al Zahir. Letak makam tersebut ada disebelah makam Sultan Malik Al Shaleh. Hal ini dikarenakan beliau adalah putera raja Samudera Pasai yang memimpin pada tahun 1287 – 1326 Masehi.

Makam Teungku Sidi Abdullah Tahul Nillah

Teungku Sidi Abdullah Tahul Nillah merupakan cicit khalifah Al Muntasir dan menjadi salah satu pejabat di kerajaan Samudera Pasai sebagai menteri keuangan. Makam tersebut berlokasi di Gamping Kuta Krueng dengan hiasan batu nisan dari marmer dan kaligrafi.

Makam Ratu Al Aqla (Nur Ilah)

Sumber sejarah Samudera Pasai selanjutnya ialah Makam Ratu Al Aqla (Nur Ilah). Makam tersebut terletak di Gampong Meunje Tujoh. Beliau adalah putri dari Sultan Muhammad Malikul Zhair. Makam ini memiliki batu nisan yang dihiasi dengan kaligrafi bahasa Kawi dan Arab.

Raja Raja Kerajaan Samudera Pasai

Setelah menjelaskan tentang sumber sejarah kerajaan Samudera Pasai di atas. Selanjutnya saya akan membahas tentang raja raja Samudera Pasai yang pernah memerintah. Di bawah ini terdapat beberapa raja yang pernah memerintah kerajaan Samudera Pasai yaitu diantaranya:

  • Sultan Malik as-Saleh (Meurah Silu) dengan periode tahun 1267 – 1297.
  • Sultan Muhammad I/Al-Malik azh-Zhahir I dengan periode tahun 1297 – 1326.
  • Sultan Ahmad I dengan periode tahun 1326 – 133?.
  • Sultan Al-Malik azh-Zhahir II dengan periode tahun 133? – 1349.
  • Sultan Zainal Abidin I dengan periode tahun 1349 – 1406.
  • Ratu Nahrasyiyah dengan periode tahun 1406 – 1428.
  • Sultan Zainal Abidin II dengan periode tahun 1428 – 1438.
  • Sultan Shalahuddin dengan periode tahun 1438 – 1462.
  • Sultan Ahmad II dengan periode tahun 1462 – 1464.
  • Sultan Abu Zaid Ahmad II dengan periode tahun 1464 – 1466.
  • Sultan Ahmad IV dengan periode tahun 1466 – 1466.
  • Sultan Mahmud dengan periode tahun 1466 – 1468.
  • Sultan Zainal Abidin III dengan periode tahun 1468 – 1474.
  • Sultan Muhammad Syah II dengan periode tahun 1474 – 1495.
  • Sultan Al-Kamil dengan periode tahun 1495 – 1495.
  • Sultan Adlullah dengan periode tahun 1495 – 1506.
  • Sultan Muhammad Syah III dengan periode tahun 1506 – 1507.
  • Sultan Abdullah dengan periode tahun 1507 – 1509.
  • Sultan Ahmad V dengan periode tahun 1509 – 1514.
  • Sultan Zainal Abidin IV dengan periode tahun 1514 – 1517.

Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Selain sumber sejarah Samudera Pasai dan raja raja Samudera Pasai di atas. Adapula beberapa peninggalan Samudera Pasai yang perlu anda ketahui yaitu diantaranya:

  • Cakra Donya
  • Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir
  • Makam Teungku Peuet Ploh Peuet
  • Stempel Kerajaan Samudra Pasai
  • Makam Sultan Malik Al-Shaleh
  • Naskah Surat Sultan Zainal Abidin
  • Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
  • Makam Ratu Al-Aqla (Nur Ilah)

Sekian penjelasan mengenai sumber sejarah Samudera Pasai, raja raja Samudera Pasai dan peninggalan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai memiliki beberapa sumber sejarah yang membuktikan adanya keberadaan kerajaan tersebut. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.

Baca Juga  Pengertian Masyarakat Multikultural, Ciri Ciri dan Faktor Penyebab Masyarakat Multikultural